Aceh Tengah, zattoday.net – Jembatan tua di Kemukiman Pameu, Kecamatan Rusip Antara, Kabupaten Aceh Tengah, nyaris putus dan tidak dapat dilalui. Kondisi ini memicu kecemasan serius di kalangan warga Desa Tanjung dan Merande Paya, terutama jelang perayaan Idul Adha.
Gilang Ken Tawar, Ketua Aliansi Masyarakat Gayo (AMG), menyampaikan kritik keras terhadap pemerintahan setempat. “Pihak instansi terkait dan pimpinan daerah saat ini sudah tahu bahwa jembatan di desa Tanjung sudah rusak puluhan tahun, tapi mereka tutup mata terhadap rakyatnya di Kecamatan Rusip Antara,” kata Gilang, Kamis, 5 Juni 2025.
Gilang juga menyoroti penggunaan anggaran Rp500 juta untuk belanja bahan dapur rumah dinas pimpinan DPRK. “Pihak DPRK juga sudah tahu persoalan jembatan tua ini, tetapi kok sibuk urusan perut pokir telor di kantor yang katanya perwakilan Rakyat (DPRK), tidak ada rasa kemanusiaan sama sekali, Lamban dan tidak amanah,” tegasnya.
“Kita bicara soal jembatan, nyawa bagi masyarakat pedalaman. Tapi pejabat lebih fokus pada anggaran rumah tangga. Di mana rasa kemanusiaan para wakil rakyat ini?” sindir Gilang.
Menurut AMG, DPRK Aceh Tengah terlalu fokus pada pengelolaan anggaran pokok-pokok pikiran (pokir) yang tidak menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, melainkan hanya bersifat seremonial dan konsumtif.
AMG menilai bahwa pemerintahan setempat gagal menjalankan amanah dan lebih fokus pada kegiatan pencitraan tanpa gebrakan nyata. “Masyarakat kita sudah bisa menilai sampai hari ini dan ini lebih 100 hari kerja yang dipimpin oleh Haili Yoga dan Muchsin Hasan serta Lembaga DPRK saat ini tidak ada kerja nyata,” Ucap Gilang.
AMG mendesak pemerintahan setempat untuk mengalihkan anggaran tidak prioritas ke infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat. Mereka juga mendesak percepatan perbaikan Jembatan Gantung di Kecamatan Rusip Antara.
“Kalau tidak ada tindakan nyata dalam waktu dekat, AMG akan memobilisasi masyarakat untuk menyuarakan hak-haknya di jalan. Kami siap turun dan teriak,” tutup Gilang. ***