ZATTODAY.NET – Bener Meriah, Sorotan terhadap buruknya pengelolaan RSUD Muyang Kute di Kabupaten Bener Meriah semakin memuncak. Puluhan mahasiswa dari Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Bener Meriah menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRK, Rabu pagi (23/7/2025), menuntut agar Direktur RSUD segera dicopot dari jabatannya.
Aksi yang dipimpin langsung oleh Afrian Toga, Ketua sekaligus Koordinator Lapangan GMNI Bener Meriah, berlangsung damai namun penuh tekanan. Dengan membawa spanduk, poster, dan pengeras suara, massa menyampaikan sejumlah tuntutan yang dianggap sebagai bentuk kegagalan manajemen RSUD.
“Kami tidak ingin rumah sakit ini terus jadi ladang kegagalan dan ketidakpedulian!” tegas Afrian dalam orasinya.
Dalam aksinya, Arifin Toga selaku Korlap Aksi menyoroti empat persoalan krusial yang dinilai menjadi bukti nyata kegagalan Direktur RSUD Muyang Kute. “Kami menuntut pertanggungjawaban yang jelas dari Direktur RSUD atas kegagalan manajemen yang berdampak pada pelayanan kesehatan di RSUD Muyang Kute,” tegas Arifin Toga.
Keempat persoalan krusial tersebut adalah:
– Ruang ICU yang tidak layak pakai dan tidak memenuhi standar keselamatan pasien.
– Kekacauan sistem administrasi klaim BPJS yang menyulitkan pelayanan dan merugikan pasien.
– Dana pengembalian senilai Rp800 juta yang hingga kini tidak jelas ke mana arah penyelesaiannya.
– Proyek pembangunan ruang operasi senilai Rp10,7 miliar yang mangkrak tanpa kejelasan kelanjutan.
Mahasiswa menilai, sederet masalah ini menunjukkan kegagalan struktural dalam manajemen RSUD dan lemahnya pengawasan pemerintah daerah terhadap sektor pelayanan publik vital.
GMNI juga meminta agar DPRK Bener Meriah segera memanggil pihak-pihak terkait dan membentuk tim investigasi independen untuk mengungkap akar persoalan dan menentukan langkah tegas ke depan.
“Kami tidak butuh janji, kami butuh tindakan nyata. Ini menyangkut nyawa rakyat! RSUD bukan tempat main-main, tapi layanan kesehatan publik yang harus profesional dan transparan,” tambah Afrian.
Aksi mahasiswa ini menambah tekanan publik terhadap Pemkab Bener Meriah dan DPRK agar tidak tinggal diam. Masyarakat berharap ada perombakan serius dalam manajemen RSUD Muyang Kute agar pelayanan publik bisa berjalan maksimal tanpa disandera oleh ketidakbecusan birokrasi.
Aksi diakhiri dengan penyerahan tuntutan resmi kepada anggota DPRK yang menerima langsung perwakilan massa. GMNI menegaskan bahwa jika dalam waktu dekat tidak ada tindak lanjut yang serius, mereka akan menggelar aksi lanjutan dengan jumlah massa lebih besar. ***