ACEHACEH TENGAHBERITAINTERNASIONALNASIONALNEWS

Mahasiswa Soroti Pengadaan Pin 10 Gram Emas untuk DPRK Aceh Tengah

×

<span style="color: #3366ff;"><strong>Mahasiswa Soroti Pengadaan Pin 10 Gram Emas untuk DPRK Aceh Tengah</strong></span>

Sebarkan artikel ini

ZATTODAY.NETAceh Tengah, Ratusan mahasiswa melakukan aksi demo di depan kantor DPRK Aceh Tengah, dengan meminta Ketua, Wakil Ketua, dan anggota DPRK untuk berbaris dan memanggil nama-nama anggota DPRK untuk diabsen. Aksi ini merupakan lanjutan dari penyampaian aspirasi mahasiswa di depan Mapolres Aceh Tengah yang telah ditanggapi oleh Kapolres Aceh Tengah. Senin, 1 September 2025.

Sebelumnya, mahasiswa dan Kapolres Aceh Tengah melakukan sholat sunnah hajat bersama di jalan. Setelah melakukan orasi di depan kantor Kapolres, mahasiswa melanjutkan aksinya di depan kantor DPRK Aceh Tengah. Dalam aksi di depan DPRK, mahasiswa meminta anggota DPRK untuk berbaris dan memanggil nama-nama anggota DPRK untuk diabsen. Dari 30 anggota DPRK, sebanyak 3 anggota DPRK tidak hadir dalam kegiatan absen ini.

Baca juga beritanya  Bener Meriah Dilanda Badai, 3 Tiang Listrik Tumbang dan Listrik Padam: Ini kata PLN

Dalam orasinya, mahasiswa mengatakan bahwa kebijakan pengadaan pin DPRK sangat disayangkan di tengah kondisi keuangan daerah yang saat ini sedang sulit. Afdal, salah satu korlap aksi, mengatakan bahwa lebih baik uang pengadaan pin tersebut digunakan untuk keperluan masyarakat atau pembangunan lainnya di daerah.

Baca juga beritanya  Yudi Herman Kepala BGTK Aceh: Tekankan Pentingnya Pemetaan Kebutuhan dalam Penugasan Kepala Sekolah

“1 orang DPRK dibuatkan Pin berbahan Emas sebanyak 10 gram dikalikan 30 orang berarti total hampir kurang lebih 540 juta Rupiah. Ini perlu dipertimbangkan dan seharusnya bisa digunakan untuk pembangunan kemudian membantu masyarakat kecil,” kata Afdal dengan nada kecewa.

Baca juga beritanya  Kesalahan Rekanan Pengadaan Paskibraka Jadi Sorotan Publik

Aksi demo ini merupakan bentuk penyampaian aspirasi mahasiswa terkait dengan isu nasional yang saat ini sedang memuncak di Indonesia. Selain isu nasional, mahasiswa juga mengkritik isu-isu daerah, baik pengadaan pin DPRK dan salah satunya isu reklamasi di Danau Lut Tawar. Mahasiswa berharap agar pemerintah dan DPRK dapat lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Liputan: Rahmad Risky

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *